26 April 2012

Bahasa Oh Bahasa

Kalo mendengar Bahasa Arab pasti saya selalu ingat kenangan saat saya belajar bahasa Arab sama Alex, lulusan Gontor..dan juga Pak Rahman di Arabic Course di Masjid Nurul Haq depan seberang RS Sumber Waras. Disanalah saya mulai belajar bahasa Arab.

"Yang penting bahasa Arab" kata Pak Rahman

Kata-kata itu selalu terngiang di kepala.Perkataan tersebut memang ternyata ada benarnya. Setelah saya tinggal lebih 2 minggu di tanah Arab,setidaknya kita harus membiasakan menggunakan kosakata Bahasa Arab kalo mau bisa.Soal benar salah itu urusan nanti.. Nanti bisa dikoreksi seiring berjalannya waktu.Itulah yang saya praktekkan selama tinggal disini. Dan bahasa yang dipakaipun banyak perbedaan dengan bahasa Arab yang kita pelajari di tanah air.


Bahasa Arab yang dipelajari di Indonesia adalah Bahasa Arab Pusha (resmi) yang di gunakan dalam buku pelajaran, ceramah kajian dan berita koran atau televisi. Dan bahasa yang dipakai sehari-hari disini adalah Bahasa Arab Amiah ( tidak resmi/ non-formal).Yang perbedaannya cukup banyak. Tapi setidaknya kalo kita belajar bahasa Arab pusha kita sudah ada modal 50% untuk berbicara dengan mereka. Yang jadi soal saat mereka menjawab pertanyaan anda dengan bahasa amiah, andalah yang tidak mengarti...itu permasalahannya.

Sebulan sebelum pemberangkatan ke Qatar saya mulai belajar bahasa Arab secara otodidak dari internet, terutama dari situs Arabindo Di situs ini saya download percakapan (hiwar) bahasa arab ARABINDO. Dari sanalah secara kontinyu hampir tiap hari belajar hiwar (percakapan) bahasa Arab pusha selama sebulan lebih, eh pas sampe sini percakapan tersebut tidak terpakai sama sakali, kecuali hanya sebagian kecil kosakata saja. Itupun sudah berubah penyebutannya.

Hal tersebut terjadi karena pencampuran bahasa dari berbagai kultur orang Arab mulai dari Saudi, Suriah, Yaman, Yordania, Mesir, Sudan, Somalia hingga India. Mereka semua di tanah kelahiran mereka sudah terbiasa dengan bahasa Arab amiah setempat yang berbeda satu sama lain, walaupun perbedaan tersebut sangat sedikit.

Apalagi disini, hampir 40% orang pendatang dari India, jadi logat Arab-Hindi cukup mendominasi dalam bahasa sehari-hari disini. Ditambah lagi dengan gempuran masakan india yang banyak bertebaran di Qatar, jadilah memberikan warna tersendiri terhadap kultur multinasional.(lho apa hubungannya bahasa dengan masakan ? gak nyambung hehe..)

Dan lagi-lagi saya dibuat tambah bingung dengan bahasa mereka yang mempunyai gaya bahasa yang berbeda. Seperti orang Mesir dengan logat yang temperamennya tinggi, Sudan dengan logat bicara yang cepat (nyerocos), dan India dengan campuran bahasa Arab - Hindi yang sungguh jauh berbeda dari kaedah Bahasa Arab Pusha.

Jadi intinya : teruslah belajar bahasa. Semua bahasa punya karakteristik masing-masing. Dan cara termudah dan tercepat untuk belajar bahasa adalah dengan tinggal di negara tempat bahasa itu ada.Seperti yang saya alami ini. Selama 17 jam selalu mendengar bahasa Arab amiah ( kan 7 jam lagi tidur..hehe..). Di kantor, di Pasar, tempat parkir, kamar mandi hingga kamar tidur ( saya sekamar dengan orang Sri Lanka yang berbahasa Arab - Hindi ). Jadi mau tidak mau tuntutan untuk bisa bahasa tersebut sangat tinggi. Dan yang terpenting telinga kita terbiasa mendengar bahasa itu sehingga merangsang otak kita untuk mencerna kata-kata asing tersebut. Sehingga mempermudah kita untuk menyerap bahasa mereka di memory otak..

So, ayo belajar bahasa, terutama bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa yang terdapat dalam Al-Qur'an. Sehingga memudahkan kita memahami isi kandungan ayat suci Al-Qur'an. Kalau kita mempelajarinya ikhlas karena Alloh, maka kita akan mendapatkan pahala. Dan jika anda suatu saat nanti pergi haji atau umroh atau bekerja di tanah Arab akan memudahkan komunikasi Anda dengan warga disana.

Ahmad Ibnu Thabrani
Doha, 26 April 2012

No comments:

Post a Comment