21 April 2012

Perjalanan Terjauh

tiket pesawatku (pribadi)
Hari ini tepat 2 minggu saya meninggalkan negeri tercinta, Indonesia.Saat itu tgl 7 April 2012 sekitar pukul 17.55 saya meninggalkan tanah air dengan maskapai penerbangan Emirates. Dengan diantar istri tercinta, Syarifah Zainora saya menuju airport Soekarno-Hatta pukul 14.00 WIB menggunakan taksi. Alhamdulillah sekitar 30 menit kami sudah sampai bandara.

Setelah check in dan membayar airport tax sebesar Rp 150.000 saya langsung menuju Imigrasi untuk pemeriksaan pasport dan visa. Setelah itu langsung menuju ruang tunggu.Diruang tunggu saya berkenalan dengan orang Bandung yang bekerja di Qatar, namanya Yanyan Yuana.Alhamdulillah punya teman sampai Doha,Qatar

Emirates Boeing 777-300 ER
Tepat pukul 17.45 WIB para penumpang Emirates no. penerbangan EK 357 jurusan Dubai mulai memasuki pesawat Boeing 777-300 ER.
Baru kali ini euy saya naik kapal Boeing, dulu paling banter naik Adam Air. Setelah Adam Air tutup jadi pelanggang Lion Air, yang penting murah deh..itupun kalo rumah mertua di Aceh.
Sekarang saya sudah ada dalam badan pesawat terbesar. Dalam satu baris ada 10 penumpang. Sya sendiri mendapat no. kursi 49D dibagian tengah pinggir kiri, bersebelahan dengan seorang bapak dari Banjarmasin yang bekerja di pertambangan wilayah Afrika. Katanya sih setiap 2 bulan sekali dia pulang ke tanah air..Wahh enaknya...

Sekitar pukul 22.45 waktu Dubai, atau sekitar pukul 01.45 WIB pesawat sudah mendarat di bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab. Berarti lamanya penerbangan sekitar 8 jam 50 menit. Selama itu pula gak bisa tidur euy, abis AC nya dingin banget. Mendingan nonton teve kecil..kebetulan ada film dokumenter tentang Surfing Sport. Lumayan ada hiburan. Makananya pun masih ada citra rasa Indonesia,yaitu nasi goreng plus ayam goreng. Dan saat itu pula pertama kalinya saya sholat jama' qoshor di dalam pesawat.

Suasana kabin pesawat Emirates 777-300 ER (google)
Sesaat setelah roda-soda pesawat Emirates menyentuh landasan , seketika itu pula ibu-ibu para jemaah haji umroh langsung berdiri dari kursi..dan para pramugaripun memberikan peringatan bahwa hal itu tidak boleh..

"Jamaah haji dari Indonesia setiap naik pesawat selalu seperti itu " kata teman disampingku nyeletuk
"Mungkin disangka metromini atau kopaja kali Pak ! " celetukku sekenanya.

Transit di Dubai
Suasana Dubai Airport (google)
Jam menunjukkan pukul 22.45 waktu Dubai saat kami (saya dan Pak Yanyan) memasuki gedung Airport Dubai yang mewah.KAmi menunggu sekitar 3 jam di ruang tunggu transit. Pak Yanyan menyarankan untuk tidur,tapi saya tetap gak bisa tidur..memang sudah kebiasaan kali yah...hehe. Sementara kulihat Pak Yanyan tertidur dengan lelapnya di bangku. Hmm..enaknya.

Pukul 02.00 dinihari waktu Dubai pintu masuk terbuka. Para penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan menuju Doha,Qatar mulai memasuki ruang tunggu berikutnya. Disini ada pemeriksaan pasport dan visa lagi. Setelah itu langsung naik bus shelter menuju tangga pesawat.

Kali ini ganti pesawat . kami menaiki pesawat Emirates Airbus A330-200 yang relativ lebih kecil dari pesawat pertama.Didalam pesawat saya dapat duduk dekat jendela. sebelahnya kosong. Di pesawat inilah saya mulai disuguhi makan malam dengan citra rasa Arab dan Eropa.. Bentuknya seperti telor dadar digulung seperti martabak (dikemudian hari kutahu itu adalah Sawarmah), rasanya aneh banget. Lidah ini gak bisa menerima itu makanan.Hmmm...

Hanya butuh 1 jam perjalanan saja antara Dubai dengan Doha. Tepat pukul 02.30 waktu Qatar roda-roda pesawat mulai menapaki landasan Doha International Airport. Alhamdulillah

Doha International Airport, Qatar
Setelah turun dari pessawat kami langsung menaiki bus shelter menuju gedung airport. Saya bertemu lagi dengan Pak Yanyan. Disana ada pemeriksaan imigrasi lagi. Ini adalah pemeriksaan imigrasi terakhir, pikirku. Alhamdulillah. Ya, kenapa setiap melewati pemeriksaan imigrasi hatiku selalu gelisah. Padahal pasport ada, visa juga ada...Entahlah.

Imigrasi telah lewat setelah setiap penumpang difoto di imigrasi. Saya mulai keluar pintu gerbang. Ternyata penjemputku gak terlihat. Terlambatkah atau lupa? mau nelpon gak bisa karena masih nomer tanah air. Mau beli kartu baru uangnya masih rupiah..Akhirnya aku masuk lagi, sementara teman perjalananku sudah ada yang menjemput. Ternyata setelah didalam saat saya duduk sebentar ,kuperhatikan orang-orang para penjemput yang memegang tulisan. Semoga saja diantara mereka ada namaku tertulis disana.

Dan ternyata feelingku benar. Seorang bapak berpeci putih memegang kertas putih. Kudekati bapak ini, dan ternyata benar nama yang tertulis di kertas ditangannya AHMAD YANI ...Alhamdulillah..

Ternyata bapak ini temannya Kang Iman yang mengajakku bekerja di Qatar. Namanya Abu Luqman.

Kantor EidCharity,tempat saya bekerja (ist.)

                                  Suasana kota Doha diwaktu malam dari pantai Al Corniche

Peta Daulah Qatar


1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete