31 March 2013

Journey My Umroh #1

Alhamdulillah, niatku untuk pergi umroh dikabulkan oleh Alloh SWT. Sekitar awal bulan Maret 2013 saya mendapat informasi hamlah (agen travel umroh) "Al-Quds" ada paket umroh 4 hari untuk tanggal 26-30 Maret 2013. Sayapun mendaftarkan diri bersama teman, Toyyib Pranoto namanya. Persyaratannya hanya pas foto ukuran 4 x 6 cm dengan background putih 1 lembar, fotocopy passport 1 lembar, pasport asli dan bayar biaya 600 QR (sekitar Rp 1,6 juta).

Sekitar satu hari sebelum berangkat alhamdulillah ada pemberitahuan dari hamlah bahwa visa umroh sudah keluar dan sebelumnya saya juga sudah mengurus surat izin keluar (exit permit) dari tempat kita bekerja. Tanpa surat exit permit maka kita tidak akan bisa keluar negri, tertahan di imigrasi.


Selasa, 26 Maret 2013

Pagi ini semua persiapan sudah siap, seperti baju umroh, ikat pinggang, tas pinggang untuk hape dan beberapa perlengkapan mandi,baju salin dan makanan kecil. Sekitar pukul 11 siang kamipun berangkat menuju hamlah. Disana sudah menunggu bus besar dan beberapa peserta sudah berdatangan.

Bus stand by di depan kantor hamlah
Sebelum berangkat
Pukul 12.26 buspun mulai meninggalkan kota Doha menuju Bu Samra perbatasan Qatar-Saudi melewati Salwa Road. Semakin jauh dari Doha, pemandangan yang ada hanyalah padang pasir. Sekitar satu jam lebih 15 menit sudah sampai Border Qatar sekitar pukul 13.45. Disini kami diberi waktu untuk sholat jama qoshor Dzuhur & Ashar dan makan siang. Disini ada masjid, restoran dan money exchange bagi yang ingin menukar uangnya ke Riyal Saudi. Saya hanya cukup menukar 200 riyal untuk biaya makan disana. Disini kami hanya satu jam lebih sedikit lalu dilanjut lagi menuju Border Saudi sekitar pukul 14.50

Border Qatar - Saudi di Bu Samra

Perbatasan ini berada di tepi pantai, angin begitu kencang menerpa mobil kami.Cukup melewati satu jam kamipun telah sampai Border Saudi. Terlihat sebuah bangunan tua tinggi dan kokoh, terlihat seperti tidak terawat sebagai tempat untuk melewati pemeriksaan mobil yang lewat perbatasan.

Di border inilah paling lama kami menunggu. 3 jam lebih. Pertama kami diminta sidik jari dan foto bergiliran di pemeriksaan imigrasi lalu setelah selesai tinggal barang-barang kami diturunkan untuk diperiksa. Bus kamipun tak luput untuk diperiksa dengan menggunakan scan mobil. Ini adalah pertama kali saya melihat alat scan mobil lalu hasil scan di print out di gedung yang berlainan.Canggih !!

Border Saudi yang tua mencekam...hehe
Alat scan mobil

Sidik jari dan foto di border saudi

Berhubung azan maghrib berkumandang, barang-barang kami diperiksa tidak terlalu ketat. Saya pikir akan di periksa oleh anjing pelacak juga seperti mobil yang lain, ternyata tidak. Pukul 18.17 kami sudah meninggalkan Border Saudi.Alhamdulillah.

Kurang lebih dua jam lebih menyusuri jalan menembus padang pasir nan gelap kamipun sampai di sebuah pom bensin untuk sholat dan istirahat.Cukup satu jam disini, buspun menyusuri jalan kembali. Yang membuat saya salut, perjalanan kurang lebih 24 jam ini hanya satu supir, tanpa ada supir cadangan. Namanya Ibrahim, orang Mesir. Pertama bertemu saya dia berkata :
            " Indonesia?" tanyanya. "Na'am" kataku
            " Ta'al. Ijlis hina (Sini. Duduk disini)" sambil menunjuk kursi dibelakang kursi supir

Ternyata dia banyak berteman dengan orang Indonesia yang bekerja supir di Saudi. Dia bilang : "Indonesia Bagus." Dengan logat yang patah. Tapi akhirnya saya dan Toyib berpindah ke tempat duduk paling belakang sesuai denah tempat duduk yang sudah di buat panitia.Di denah itu hanya tertulis Indonesia bukan nama orang,sedangkan tempat duduk yang lain tertulis nama orang. Ternyata dari 46 penumpang bis ini semuanya orang Mesir kecuali saya dan Toyib dari Indonesia dan 2 orang lagi dari Marocco.


Rabu, 27 Maret 2013

Malam yang dingin ditambah dinginnya AC mobil menemani malam kami di bus ini. Saya berusaha untuk bisa tidur karena besok pagi akan membutuhkan stamina dan fisik yang kuat untuk melaksanakan umroh yang di mulai dari Miqot.

Subuh kami tunaikan di sebuah pom bensin yang luas dengan sebuah masjid kecil di belakangnya. Sempat pula memesan secangkir teh hijau di cafe.Sebagian peserta ada yang membeli sarapan berupa khubus (roti). Hanya satu jam di sini kami lanjut perjalanan ke Miqot Qorn Al-Manaziil (Bir 'Ali).

Miqot Qorn Al-Manaziil
Pagi yang cerah. Pemandangan bukan hanya gurun, kini mulai terlihat gunung batu. Sekitar pukul 10 pagi akhirnya saya sampai di Miqot Qorn Al-Manaziil. Sebelum sampai miqot, bus berhenti di sebuah tempat yang menjual perlengkapan umroh dan haji seperti : pakaian ihrom, sendal, ikat pinggang, tas pinggang, peniti hingga pernik-pernik lainnya. Karena saya sudah beli perlengkapan sebelumnya di Souq 'Ali, disini saya hanya membeli sebuah sendal dengan harga 10 SR (Saudi Riyal).


Miqot Qorn Al-Manaziil



Setelah membeli perlengkapan lalu bus menuju tempat miqot. Sebuah masjid besar bertuliskan "Miqot Qorn Al-Manaziil" dengan lapangan parkir yang sangat luas dan tempat kamar mandi yang sangat banyak dan bersih. Disinilah kita memulai memakai kain ihrom. Sebelum pakai kita di wajibkan mandi besar lalu memakai minyak wangi di badan (bukan di pakaian ihrom) lalu mengenakan pakaian ihrom yang berbentuk 2 helai kain putih seperti handuk. Agar pakaian ihrom yang bawah kuat boleh memakai ikat pinggang.

Setelah memakai pakaian ihrom ini maka dimulailah ibadah ihrom dengan mengucapkan lafadz : "LabbaikALLOHumma 'umrotan" di lanjut dengan mengucapkan talbiah : " Labbaikallohumma labbaik. Labbaikalloh syarika laka labbaik. Innalhamdah wannikmata laka walmuk Laa syarikalak". Bacaan talbiah ini dibaca hingga kita memasuki Masjidil Harom.

Bersambung ke Journey My Umroh #2















No comments:

Post a Comment